Saturday, April 08, 2006

Kasih Itu Murah hati

"Lalu datanglah seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan."
(Lukas 10:33)

Murah hati selalu kena-mengena dengan sikap memberi; memberi waktu, tenaga, materi, hati, dsb. Tapi tidak semua sikap memberi berangkat dari kemurahan hati. Karena di balik sebuah pemberian bisa terkandung banyak motivasi.
Murah hati (Yunani: eleemon, Ibrani: khessed) mengandung tiga pengertian:
(1) Simpati (sun = bersama; paskhein = mengalami, menderita), artinya kesediaan untuk berbagi rasa bersama orang lain yang tengah menanggung penderitaan dan kesusahan (bnd. Roma 12:15).
(2) Empati, kesediaan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain; sebelum bicara atau bertindak terhadap orang lain, tanyakan dulu pada diri sendiri kalau saya jadi orang lain itu, bagaimana (bnd. Lukas 6:31).
(3) Pengampunan, kesediaan untuk menerima dan memaafkan tindakan orang lain yang menyakiti dan memulai lagi dalam sebuah relasi yang baru tanpa dibayangi luka batin. Menutup lembaran lama, membuka lembaran baru.
Kasih itu murah hati, artinya: Kasih itu bersimpati, kasih itu berempati, kasih itu menawarkan pengampunan.
Di zaman yang semakin maju ini nilai-nilai kemurahan hati menjadi semakin terkikis habis. Rasa simpati menjadi sesuatu yang langka; orang bisa sambil tertawa dan bersendau gurau membicarakan kesusahan orang lain (seperti kalau kita sedang membicarakan Liga Inggris atau film yang bagus); orang bisa dengan tega menambah kesulitan kepada orang yang justru tengah dilanda kesulitan.
Rasa empati juga semakin susah ditemui; orang dengan seenaknya melontarkan kritik, tuduhan, kata-kata yang menyakitkan, atau juga keburukan orang lain di depan umum, tanpa memikirkan bagaimana kalau mereka sendiri yang berada pada posisi orang itu (Padahal, kalau ucapan atau kata-kata kita hanya akan menyakiti dan mendemotivasi orang lain, tidakkah lebih baik kita berdiam diri saja?!)
Begitu juga pengampunan, kita melihat pertunjukan dendam kesumat; bom satu dibalas dengan born lain, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Lalu berguguranlah orang-orang yang tidak bersalah.
Betapa menyedihkan. Kasih itu murah hati. Kita dipanggil untuk mengasihi. Itu berarti kita dipanggil untuk menawarkan nilai-nilai simpati, empati dan pengampunan kepada sesama.
(Ayub Yahya)