Thursday, November 30, 2006

3 pekerja.....

Pada abad pertengahan...terdapat 3 orang yang sedang bekerja...mereka adalah tukang bangunan yang sedang membangun sebuah gereja dengan menyusun batu-batu untuk membuat dindingnya.
Ada seseorang yang bertanya: Apa yang sedang kamu lakukan?
Pekerja pertama menjawab: "Aku sedang menyusun batu-batu"
Pekerja kedua menjawab: "Aku sedang mencari nafkah"
Pekerja ketiga menjawab: "Aku sedang melakukan suatu bagian kecil untuk tujuan yang lebih besar lagi dimana pada waktu mendatang akan banyak umat Tuhan akan beribadah di tempat ini"
Hem....semua jawaban adalah benar 100%. Benar kan? mari kita analisa....
Jawaban pekerja pertama adalah sebuah jawaban "realistis"...benar bahwa pekerja tersebut sedang menyusun batu2...
Jawaban pekerja kedua adalah jawaban "pragmatis"...benar bahwa dia sedang bekerja untuk mencari nafkah untuk keluaganya
Jawaban pekerja ketiga adalah jawaban "idealis"...walaupun jawabannya agak sedikit "berat"...tapi memang benar bahwa dia sedang menyusun batu2 untuk membuat gereja.

Jawaban yang realistis dan pragmatis adalah jawaban orang yang melihat suatu pekerjaan adalah beban hidupnya..ia melakukannya untuk suatu kewajiban, tugas, dan tanggung jawabnya. Tentu saja setelah melakukan pekerjaan ini hal yang paling banyak dirasakan adalah kelelahan, capek, dsb. Jawaban yang idealis melihat pekerjaan adalah suatu anugerah di mana dia diberi kesempatan untuk melakukan "sebagian kecil" dari suatu pekerjaan besar yang akan mendatangkan berkat untuk banyak orang. Tentu hal yang dirasakan adalah rasa senang dan sukacita.

Mari kita refleksikan cerita ini di dalam kehidupan kita.

Apakah yang sedang kita kerjakan saat ini? Apakah kita sedang mengerjakan bagian kecil kita dari rencana besar Allah? Atau adakah jawaban lainnya?

~~silakan jawab....(diposting melalui reply juga boleh... :) )

disadur dari : 33 Pelajaran tentang hidup, Andar Ismail

Sins or just lack of Love ?

Did God create everything that exists?
Does evil exist? Did God create evil?

A University professor at a well known institution of higher learning challenged his students with this question. "Did God create everything that exists?"
A student bravely replied, "Yes he did!"
"God created everything?" The professor asked.
"Yes sir, he certainly did," the student replied.
The professor answered, "If God created everything; then God created evil.
And, since evil exists, and according to the principal that our works define who we are, then we can assume God is evil."

The student became quiet and did not answer the professor's hypothetical definition. The professor, quite pleased with himself, boasted to the students that he had proven once more that the Christian faith was a myth.

Another student raised his hand and said, "May I ask you a question, professor?"
"Of course", replied the professor.
The student stood up and asked, "Professor, does cold exist?"
"What kind of question is this? Of course it exists. Have you never been cold?" The other students snickered at the young man's question.
The young man replied, "In fact sir, cold does not exist. According to the laws of physics, what we consider cold is in reality the absence of heat. Every body or object is susceptible to study when it has or transmits energy, and heat is what makes a body or matter have or transmit energy.

Absolute zero (-460 F) is the total absence of heat; and all matter becomes inert and incapable of reaction at that temperature. Cold does not exist.
We have created this word to describe how we feel if we have no heat."

The student continued, "Professor, does darkness exist?"
The professor responded, "Of course it does."
The student replied, "Once again you are wrong sir, darkness does not exist either. Darkness is in reality the absence of light.

Light we can study, but not darkness. In fact, we can use Newton's prism to break white light into many colors and study the various wavelengths of each color.

You cannot measure darkness. A simple ray of light can break into a world of darkness and illuminate it. How can you know how dark a certain space is? You measure the amount of light present. Isn't this correct? Darkness is a term used by man to describe what happens when there is no light present."

Finally the young man asked the professor, "Sir, does evil exist?"
Now uncertain, the professor responded, "Of course, as I have already said. We see it everyday. It is in the daily examples of man's Inhumanity to man. It is in the multitude of crime and violence everywhere in the world. These manifestations are nothing else but evil.

To this the student replied, "Evil does not exist, sir, or at least it does not exist unto itself. Evil is simply the absence of God. It is just like darkness and cold, a word that man has created to describe the absence of God. God did not create evil. Evil is the result of what
happens when man does not have God's love present in his heart. It's like the cold that comes when there is no heat, or the darkness that comes when there is no light."

The professor sat down.

The young man's name - Albert Einstein

Thursday, November 16, 2006

PJ 17 November

Ya...PJ hari ini berbeda loh dr biasanya, krn ada pertukaran pelayan Fasilkom-Psikologi, jadi td kita dilayani oleh saudara/i kita dr Psiko, plus pake keyboard hehehe senangnya..
(ps: lebih senang lagi yg ikut pj di psiko, dpt majalah GetFresh! gratis huhuhu ngiri nih..)

Tema PJ di Fasilkom : Eksposisi Doa Bapa Kami
pembicara : Kak Diana Ruth

Mat 6:7-15
Sebelum Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kpd murid-muridNya, Ia menegur kemunafikan orang yang berdoa di pinggir jalan supaya dilihat orang, dan dengan bertele-tele seolah-olah Allah tidak tahu apa yang kita butuhkan. Teguran ini terutama kepada orang Farisi (para pemimpin agama).

"Kapan terakhir kali kita berdoa dengan sungguh-sungguh?"
Doa bukan kepentingan Allah, tapi kepentingan kita. Untuk apa kita perlu berdoa? karena doa menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah. Seberapa besar ketergantungan itu ditunjukkan melalui doa. Apa yang menjadi ketergantungan kita ? Uang, HP, teman, orang tua, pacar, TV, atau jangan-jangan kuliah ? "I can't live without you" merupakan suatu ungkapan kebergantungan penuh, kepada apa atau kepada siapa kita katakan hal itu?

Jadi, kita tidak bisa hidup tanpa doa jika memang kita bergantung kepada Allah dan menjadikan Dia benar-benar sebagai Tuhan dalam hidup kita. Doa=hidup, hidup=doa. Doa berarti mengakui kedaulatan Allah atas hidup kita.

Doa Bapa kami adalah doa yang Yesus ajarkan ketika murid-muridNya meminta untuk diajari berdoa. Doa ini menjadi pattern / kerangka dari doa yang kita naikkan. Sebuah doa yang sangat agung....
Khotbah kali ini tidak sempat membahas semua unsur dari doa Bapa Kami karena waktu yang terbatas, tapi hanya membahas 4 prinsip yang pertama.

1. Bapa kami yang di surga, .....
Panggilan Bapa kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi bukanlah panggilan yang sembarang dan asal-asalan saja. Untuk dapat memanggilNya Bapa, bayarannya adalah DARAH Kristus di kayu salib yang menebus kita dan mengangkat kita menjadi anak-anakNya.
kenapa Bapa Kami, bukan Bapa saya atau Bapa ku, atau Babe Gue....?
karena ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, selain diangkat menjadi anak-anak Allah, kita juga dipersatukan di dalam tubuh Kristus, yang tidak lagi mementingkan diri sendiri, tetapi doa yang kita ucapkan haruslah memikirkan kepentingan tubuh Kristus.

2. ..dikuduskanlah namaMu,..
Nama sangat penting di mata Tuhan. Itu sebabnya Allah sendiri mengganti nama Abram menjadi Abraham, Yakub menjadi Israel, Saulus menjadi Paulus. (contoh, Yakub itu artinya penipu, jadi Allah ganti). Bagaimana nama Allah dimuliakan melalui hidup kita? Ada satu tanggung jawab yang kita ambil dengan mengatakan kalimat 'dikuduskanlah namaMu', bukan hanya sekedar mengagungkan Dia melalui kata-kata.

3. ..datanglah kerajaanMu,...
Kerajaan bukan bicara soal tempat, tapi wilayah kedaulatan. Ini berarti mengundang Allah sendiri yang memerintah dalam hidup kita, yang menjadi Raja atas hidup kita. Gereja adalah wakil kerajaan Allah di muka bumi.

4. ..jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.
Bagian diri kita yang paling sulit ditaklukkan (istilahnya kuda liar) adalah KEHENDAK / KEINGINAN. jadilah kehendakMu (Your will be DONE), bukan datanglah kehendakMu, berarti meminta bukan kehendakku yang jadi, tapi kehendakMu (seperti doa Yesus di taman getsemani). Ini berarti melakukan 3 hal yang Yesus minta dari orang percaya : sangkal diri, pikul salib, dan ikut Aku.

Tuesday, November 14, 2006

Tujuh Kesalahan Umum Dalam Hubungan Lawan Jenis

JAWABAN.com - Bagi beberapa orang, menjalin hubungan dengan lawan jenis merupakan hal yang mudah. Namun tidak sedikit orang yang mengalami masalah serius dalam hal ini, yang sebagian besar disebabkan karena kurangnya pemahaman yang benar. Berikut ini 7 kesalahan umum yang sering terjadi:

1. Kita salah mengartikan perhatian dari lawan jenis

Seringkali, dibawah tekanan rasa frustasi atau putus asa yang sering dialami saat kita ingin memiliki pasangan atau menikah, banyak lajang yang bereaksi secara berlebihan terhadap perhatian apapun dari lawan jenis, terutama jika seseorang tampak menarik bagi mereka. Misalnya, jika seorang pria melihat wanita dua kali, wanita itu bisa berpikir bahwa pria ini menyukainya. Sedang jika seorang wanita duduk dengan seorang pria dalam suatu acara, pria ini berpikir wanita itu memberinya “lampu hijau”.

Kesalahan dalam mengartikan perhatian inilah yang sering menjadi masalah utama bagi para lajang pria dan wanita untuk memiliki hubungan pertemanan atau persaudaraan yang murni. Keduanya berjaga-jaga, mengamati dan mengartikan sinyal-sinyal, daripada berpikir bahwa mereka dapat menikmati percakapan dan keberadaan sebagai teman tanpa ketertarikan romantis.

Banyak lajang Kristen bahkan menikmati mengirim sinyal-sinyal lalu di kemudian hari menyangkalnya. Bagaimanapun juga, sikap tersebut lahir dari ego mereka, dengan berasumsi bahwa satu atau dua orang sudah berada dalam jangkauan mereka, dan berpikir mungkin satu saat mereka akan dapat mendekati orang tersebut, meskipun sebenarnya mereka tidak merasa benar-benar tertarik. Mereka menyamarkan tindakan mereka dengan mengatakan pada semua orang, bahkan juga di depan orang tersebut bahwa mereka hanya berteman, agar perkataan itu dapat dipakai sebagai dalih jika mereka ingin menjauh dari hubungan tersebut. Sinyal-sinyal yang mereka kirimkan benar-benar menyebabkan salah paham, dan tindakan tersebut jelas-jelas menyakiti hati orang lain dalam proses untuk memberi makan ego mereka.

2. Kita berharap terlalu banyak dan bertahan terlalu lama dalam suatu hubungan

Bantulah diri anda sendiri, dengan mengakui bahwa anda mempunyai ketergantungan emosional yang kita sebut “cinta”, atau bahkan mengakui bahwa anda benar-benar mencintai seseorang, namun akuilah dengan penuh kesadaran bahwa anda sedang menjalani hubungan yang salah dan keluarlah dari sana.

Bagaimana anda bisa keluar? Dengan mengambil langkah tegas, seperti yang Yesus katakan dalam Matius 5:29-30. Jika anda sedang berada dalam suatu hubungan dan anda diperlakukan dengan tidak hormat, sembrono, atau tidak baik, maka itu adalah tanda bahwa anda telah bertahan terlalu lama dan berharap terlalu banyak. Jika anda berharap dia akan berubah, anda tidak tahu banyak tentang kecenderungan manusia. Selama dia bisa tetap menjalani hubungan ini dengan memperlakukan anda seenaknya, sepertinya sikapnya tidak akan berubah. Jika anda tidak bahagia dengan perlakuan yang anda terima dari seseorang sebelum menikahinya, anda bisa yakin bahwa setelah menikah, perlakuan yang anda terima akan sama bahkan lebih buruk.

3. Kita tidak selalu pintar membaca sinyal berbahaya dalam suatu hubungan

Seringkali para lajang memiliki pilihan-pilihan yang buruk dalam beberapa hubungan yang mereka jalani, namun kelihatannya mereka tidak bisa melihat sinyal-sinyal yang berbahaya, bahkan sering mereka hanya tidak mau untuk melihatnya. Ingatlah bahwa saat emosi kita terlibat dalam suatu situasi, kita bisa sangat mudah kehilangan perspektif. Anda tidak dapat mempercayai emosi, karena begitu emosi mengalir, dan perasaan-perasaan romantis mulai memenuhi kepala anda, anda dapat kehilangan perspektif dalam waktu singkat.

Inilah beberapa sinyal yang berbahaya:

Perbedaan usia yang signifikan
Hal ini bervariasi, bersifat individual, dan tergantung pada jarak usia yang terlibat. Walaupun perbedaan usia tidak selalu menjadi suatu masalah, namun ini adalah satu hal yang perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.

Perbedaan latar belakang keluarga
Faktanya tidak ada 2 keluarga yang benar-benar mirip, namun lihatlah dasarnya: Nilai-nilai apakah yang diajarkan oleh kedua keluarga? Jenis hubungan seperti apa yang ada di antara masing-masing anggota keluarga? Beberapa keluarga sangat dekat satu sama lain sementara yang lainnya tidak.

Perbedaan prioritas kehidupan rohani
Jika satu orang dalam sebuah hubungan mempunyai prioritas yang lebih tinggi dalam kehidupan rohani dibanding pasangannya, ini adalah sebuah sinyal yang benar-benar berbahaya dan tidak seharusnya diabaikan. Biasanya jika anda terlibat dengan seseorang yang “temperatur” rohaninya dibawah anda, anda tidak membawa mereka naik ke level anda, tapi anda yang akan turun ke level mereka. Hal ini sudah sangat sering terjadi.


4. Kita terlalu cepat dan terlalu jauh terlibat secara fisik

Di sinilah kita harus waspada terhadap filosofi dunia yang berusaha mempengaruhi pikiran kita tentang aspek fisik dalam sebuah hubungan. Kita telah diperingatkan dalam Roma 12:1-2, saat kita menganggap bahwa hubungan seks sebelum menikah adalah wajar, kita akan berakhir seperti dunia.

Jika anda tetap ingin menjaga kemurnian diri dalam kehidupan seksual dan mempertahankannya untuk satu orang dari Tuhan, bagaimanapun juga anda membutuhkan disiplin untuk menjaga kontak fisik yang minimum. Anda tidak dapat mempercayai reaksi kimia tubuh anda, sekali reaksi ini berjalan terlalu jauh, maka akan sangat sulit untuk kembali mengendalikannya. Maka sangatlah penting untuk menjaga kontak fisik tetap pada level minimum.

5. Kita berpikir bahwa satu-satunya persyaratan yang penting adalah pasangan kita seorang Kristen

Hanya karena seseorang itu Kristen dan cukup baik, belum tentu bahwa dialah satu-satunya orang yang dengannya kita akan bahagia dan menikah. Adalah penting jika anda mempertimbangkan baik-baik tentang hubungan anda sebelum memutuskan untuk menikah. Pertimbangkan bahwa emosi anda terlibat dan karenanya mungkin perspektif anda tidak begitu terfokus, mintalah pertimbangan lain dari orang-orang yang dapat dipercaya. Lakukan apa yang dapat anda lakukan untuk mengetahui apa yang akan anda jalani sebelum anda melangkah ke dalamnya, juga dengan pertimbangan-pertimbangan apakah seseorang ini adalah pasangan yang tepat untuk anda.

6. Kita membawa daftar kriteria tentang pasangan ideal dan menilai orang lain dengan egois dan terlalu cepat

Tidakkah mengagumkan bahwa Tuhan kita sanggup berurusan dengan segala perbedaan dan “keanehan” kita? Dia tidak mencari “robot” Kristen yang mempunyai penampilan dan perilaku yang mirip dalam semua hal. Kita memang mempunyai prinsip-prinsip Firman yang sama untuk diterapkan dalam kehidupan kita, namun di antara prinsip-prinsip tersebut, terdapat banyak ruang untuk keunikan individual dan kepribadian.

Banyak lajang yang kelihatannya mempunyai daftar panjang kriteria untuk pasangan yang potensial, dan alasannya mungkin sebagai reaksi dari banyaknya pernikahan yang gagal di sekitar kita. Sepertinya mereka mengamati kita dengan sangat jeli, memastikan bahwa kita dapat memenuhi kebutuhan mereka. Mempunyai panduan dalam menjalin hubungan sangat berguna untuk mencegah kita membuat keputusan yang berdasarkan emosi semata. Namun menilai seseorang untuk alasan yang egois adalah sesuatu yang terlalu jauh.

7. Kita berpikir bahwa keadaan apapun lebih baik daripada sendirian

Kita memang memiliki kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan orang lain, namun tidak benar bahwa kesendirian adalah kondisi terburuk di dunia. Perhatikan bahwa kesendirian tidak sama dengan kesepian. Banyak orang takut sendirian karena bagi mereka kesendirian sama dengan kesepian. Mereka belum belajar untuk mengisi waktu mereka dan mengalami kesendirian sebagai waktu yang berharga dan menyegarkan untuk mereka.

Kesepian adalah sebuah perasaan. Kita pasti pernah mengalaminya di saat-saat tertentu. Namun menjalin hubungan dengan lawan jenis semata-mata hanya untuk menggantikan rasa sepi itu adalah satu kesalahan besar. Ada hal-hal yang lebih buruk dari kesepian, dan dengan kasih karunia Tuhan, kita tidak perlu dikalahkan oleh rasa kesepian. Dia dapat mengambil kesendirian kita dan mengubahnya menjadi waktu yang produktif dan indah bersamaNya.

Walaupun anda sendirian, tidak berarti anda adalah orang yang tidak cocok dengan lingkungan sosial. Jangan mau tenggelam dalam kebohongan yang membuat kita putus asa. Saat kita merasa putus asa, kita bertindak dengan irasional. Kenali kebutuhan anda akan interaksi sosial dan rencanakan sesuatu. Anda tidak harus berkencan untuk mendapatkan teman atau agar anda tidak merasa sendirian. Bergabunglah dengan teman-teman dalam suatu komunitas dan luangkan waktu anda untuk berada bersama-sama dengan mereka. Kenallah dan terimalah mereka apa adanya, maka anda akan menemukan bahwa rasa kesepian itu telah pergi.(fis)

Sumber: newlife

Apakah anda pernah melakukan salah satu dari kesalahan-kesalahan di atas? Bagikan pengalaman anda di Forum jawaban.com

Sunday, November 12, 2006

Alkitabiah?

Suatu hari, seorang istri sedang bersiap menyantap
sepiring pisang goreng yang masih panas...
Suami : "Ma... bagi dong..."
Istri : "Ada tertulis = janganlah kamu meng-ingini
milik orang lain."
Suami : "Ada tertulis juga = berilah, maka kamu akan diberi."
Istri: "Hai pemalas, pergilah kepada semut dan
contohilah lakunya !"
Suami: "Ada tertulis : Kasihilah sesamamu
manusia..."
Akhirnya, dengan terpaksa sang istri menyerahkan
sebuah pisang goreng kepada suaminya...
Istri: "Nih, pergilah!! dan jangan berbuat dosa
lagi!!!!

Thursday, November 09, 2006

Lessons of Life From GMB/TW

Disaat ku ada masalah kutanyakan siapakah yang terhebat dalam hidupku? lalu ku berlari kepadaNya.

Disaatku merasa ditinggalkan, aku ingat akan Allah yang setia, tidak pernah Dia tinggalkan diriku.

Disaatku merasa tidak berharga, aku sadar kalau Dia menciptakan ku dengan dahsyat dan ajaib dan membawaku Erat Dengan HatiNya(Mu)

Disaatku merasa lelah melayaniNya aku sadar bahwa (a)KU (harus) Bri Yang Terbaik bagi Tuhan.

Disaatku merasa lemah aku ingat kalau Tuhanlah kekuatan dan MazmurKu, sehingga kembali lagi Hatiku Percaya kepadanya.

~adaYgMoNambahin?
~thnxForTheNiceSongsSidney&Friends


Wednesday, November 08, 2006

Persatuan dan Kesatuan



Some of us are "B"




Some of us are "C"




Some of us are "D"




But, we are together in Christ :D

Thursday, November 02, 2006

PJ 3 November 2006

What Would Jesus Do....

ChristLike

Vision and Devotion

Yaahh, begitulah kira2 isi Pj kita kalee ini..
Buat temen - temen yang ga dateng PJ, bisa tau tentang PJ minggu ini yang bertemakan "Karaktek dan Pribadi Yesus"

Seperti yang MC PJ kita kali ini, yaitu Lia,
Apakah kita cuma mau tahu Tuhan Yesus karena Dia menyelamatkan kita dari maut dan memberikan Keselamatan. Apakah kita tidak ingin mengetahui juga bagaimana Karaktek dan Pribadi Tuhan kita dalam keseharianNya selama Dia hidup di dunia?

Banyak gelar yang diberikan untuk menunjuk Tuhan Yesus, ada yang bilang Dia adalah Penipu ulung yang jenius, pemimpin yang halogenik (suka berkhayal mengenai surga), eskatologis (karena suka berbicara mengenai akhir dunia), bahkan ada yang bilang Dia adalah seorang hippies

Well, Ka Hardi menekankan 2 aspek mengenai Tuhan Yesus, yaitu bahwa Dia adalah Man Of Vision dan Man of Devotion

1. Man Of Vision

Kita harus hidup dengan Visi
~no Person ever really alive untill s/he find something worth dying for~

buka deh
Yoh 4:34
Visinya Tuhan Yesus

Mat 20:28
Mat 28:19-20

Mrk 1:35-38
Jangan biarkan hal-hal baik menghalangi kita untuk mendapatkan hal yang terbaik, karena meskipun murid2 Tuhan Yesus datang menjemput Tuhan Yesus ayng sedang berdoa dan saat teduh karena banyak orang yang mencari Dia, Tuhan Yesus malah mengajak murid2Nya utnuk pergi ke kota lain untuk memberitakan kabar baik.
Kenapa?

Karena Tuhan adalah Man Of Vision dan Dia akan mengerjakan visi yang sudah Dia miliki sampai selesai.

Oleh karena itu, kita harus punya Visi hidup
Apakah visi hidup temen-temen?
Gumulkan deh Visi hidup kita dan juga doain, supaya kita ga jadi sama dengan dunia yang mudah diombang-ambingkan karena kita ga punya Visi


2. Man Of Devotion

Devoted to God
Tuhan Yesus mengalami pencobaan di Padang Gurun selama 40 hari sebelum Dia mengerjakan pelayananNya selama 3,5 tahun di dunia..
Dalam kelemahan fisikNya, Dia justru semakin waspada dan semakin dekat dengan Bapa...

buka juga
Mrk 1:35
Yoh 6:12
Luk 5:16
Ibr 5:7
Luk 4:13
Luk 11:1

Tuhan Yesus dapat memiliki Visi karena Dia juga devoted kepada Bapa. Dia selalu menjaga HPDTnya dengan baik..Karena Dia mengenal Bapa (devoted), oleh karena itu Dia tahu apa ayng diinginkan Bapa daripadaNya...Apakah kita sudah mengenal Tuhan Yesus, supaya kita bisa tahu apa yang diinginkan Dia dari kita?

Karaktek dan Pribadi kita hanya bisa diubah melalui Doa dan Firman

Wednesday, November 01, 2006

Ringkasan PJ 13 Oktober

Siapa Saya
----------------
PJ 13 OKt 2006
diadaptasikan dari kotbah kak Maya


Bacaan:
-------
Kejadian 1 :26-28

1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi."


Efesus 4:17-18

4:17. Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan:
Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah
dengan pikirannya yang sia-sia
4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan
Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan
hati mereka.

----------------------------------------------------------------------

Pernah gak sih mikirin siapa diri kita sebenarnya? Kenapa saya orangnya
begini? Emang sebenernya saya orangnya kayak gimana sih?

Sebagian orang mungkin pernah memikirkan hal ini dan jadi makin
bingung. Sebagian lagi mungkin sedang terus berusaha mengenal dirinya.
Sebagian sisanya mungkin malah kagak peduli dengan hal ini.

Kata alkitab, kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan
akal budi kita. Kalo kata orang yahudi zaman dulu, hati itu bukan cuma
menyangkut perasaan tapi juga kemauan dan pikiran. Jadi kita harus
mengasihi Tuhan dengan pikiran dan kemauan kita juga. Kita harus mengasihi
Tuhan dengan kesadaran siapa kita sebenarnya.

Terus gimana donk supaya kita bisa tau siapa kita sebenarnya?
Ada istilah keren yang bisa ngejelasin gimana kita bisa mengenal diri
kita dengan benar, namanya Duplex Cognitio Dei. Artinya mengenal Allah
berarti mengenal diri sendiri. Jadi semakin kita mengenal Allah maka
kita semakin mengenal diri kita sendiri.

Kita kan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, so Allah donk yang
paling tau siapa kita. Shalom dalam bahasa Ibrani artinya damai
sejahtera. Kita bisa merasakan damai sejahtera kalo kita berada di posisi yang
bener, yang sesuai dengan yang Allah mau, yaitu sebagai ciptaan,
ciptaan yang tunduk sama penciptanya.

Selain itu, kita juga musti tanya sama Allah, buat apa sih kita
diciptakan? Ternyata jawabannya ada di Alkitab! Buka deh Yesaya 43:17.Di situ
Allah bilang bahwa Dia menciptakan kita utnuk kemuliaanNya. Artinya
semua ciptaan Allah itu seharusnya menyatakan kemuliaan Allah. Seorang
tokoh merumuskan tujuan hidup kita dalam satu kalimat yaitu kita
diciptakan untuk menyembah Tuhan dan menikmati Dia selamanya.

Tapi zaman sekarang, manusia malah banyak yang lebih mikirin dirinya
sendiri. Segala sesuatu enggak lagi berpusat kepada Allah sang pencipta,
tapi malah berpusat pada manusia. Istilah kerennya humanisme.

Tapi jangan salah, humnisme itu sebetulnya udah ada dari zaman dulu
lho. Tau gak sih siapa humanist yang pertama? Ular! Kalo ga percaya, liat
deh di Kejadian 3:4-5. Di situ keliatan bahwa ular sedang menghasut
manusia supaya mikirin dirinya sendiri aja biar jadi kayak Allah, tau
tentang yang baik dan jahat, dan ga mikirin kehendak Allah lagi. Padahal
kita semua tau kan kehendak Allah itu selalu yang terbaik buat kita. So,
rugi bener yah kalo manusia tuh mikirin dirinya sendiri.

Kita kan diciptakan seperti Allah tapi bukan berarti kita ga bisa
dibedakan dengan Allah lho. Manusia bisa dibedakan dengan Allah tapi puji
Tuhan, kita ga bisa dipisahkan dengan Allah.

Keren banget ga sih manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah. Perfect banget gitu lho. Anehnya manusia itu malah sering ga puas
dengan dirinya sendiri dan pengen jadi kayak orang lain. Kalo kata
peribahasa rumput tetangga selalu keliatan lebih ijo dari pada rumput
sendiri.

Tapi bagi Allah, setiap manusia itu begitu indah dan mulia lho. Allah
bikin setiap manusia kan ga pake cetakan kayak baju kodian tapi Dia
bikin setiap kita itu bener-bener spesial. Dia itu kenal banget setiap hal
dalam diri kita. Allah kita emang dahsyat!

Jadi ngapain lagi puyeng-puyeng bandingin diri kita dengan orang lain
kalo kita udah tau bahwa kita masing-masing adalah manusia yang terbaik
yang Allah ciptakan menurut gambar dan rupaNya.

Terbukti kan semakin kita mengenal Allah, gimana Allah memandang kita,
semakin kita bisa mengenal diri kita sendiri. Semakin kita mengenal
Allah, citra diri kita juga dipulihkan dan kita akan semakin menyerupai
Kristus. Tapi inget, kagak bisa instant kayak mie rebus.
Allah juga membentuk karakter kita melalui situasi-situasi yang terjadi
dalam hidup kita. Misalnya Yusuf, dia itu pinter banget manajemen sampe
mesir ga kelaperan waktu bencana datang. Tapi dia ga pinter dalem
sehari lho. Dari masih muda, 17 taon, aja dia udah biasa menggembalakan
domba dan mengatur rumahnya. Terus waktu di rumah potifar dia jadi kepala
pengatur rumah. Terus di penjara juga dia ngurusin tahanan padahal dia
sendiri tahanan. Yusuf tabah banget yah melewati semua proses itu. Kita
musti belajar banyak nih sama tokoh-tokoh alkitab kayak Yusuf.

Kita juga harus memperluas wawasan kita supaya bakat dan minat kita.
Terus kita bisa mengembangkan bakat dan minat tersebut untuk kemuliaan
Tuhan. Emang kalo segala sesuatu yang kita lakukan untuk memuliakan
Tuhan, maka kita bakal bisa menikmati Tuhan.

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)
--written by: "dia yang namanya gak mau disebut"