Thursday, January 26, 2006

Liburan, Ide, Kehendak Tuhan

Shalom semuanya,

Sekarang ini adalah masa libur buat kampus Fasilkom UI, begitu juga PO-nya sementara sebagian besar kegiatan off-dulu, misalnya PJ (Pesekutuan Jumat).. hehe iyalah siapa yang mo dateng? Tapi gak semuanya off kok, ada juga kok kegiatan yang on, pembinaan pelayan misalnya, sudah diadakan sekali dan akan ada lagi besok..


Yah banyak hal yang bisa direnungkan dari liburan ini. Banyak terpikir mengenai rencana dan panggilan Tuhan dalam Ilmu Komputer bagi diri gua pada umumnya, dan juga buat yang lain... karena kita percaya kan? Gak ada hal yang terjadi kebetulan..


Hasil pikir-pikir singkat membuahkan beberapa ide yang entah bisa diterapkan apa nggak, hehe.... ide-ide yang muncul :

  • JaPRI (Jaringan Persekutuan Rohani Indonesia) --> buat jaringan gereja-gereja dan Persekutuan di Internet, biar ada persatuan di antara kita, hehe...


  • www.programmerforchrist.com, --> tempat para programmer menawarkan jasa dengan biaya murah bahkan gratis untuk kalangan gereja/persekutuan.. jasa disini bisa sistem ataupun pendidikan


  • www.programmer_in_Christ.com. --> tempat para programmer kristen saling bertukar informasi dan menguatkan satu sama lain, setau saya di yahoogroups juga ada programmer_kristen dan cukup bagus, mungkin lebih asik kalau ada websitenya..


  • www.posafasilkomui.com --> website untuk PO Fasilkom UI... under development nih, doakan ya...


  • www.ethical_it.com --> wadah orang-orang percaya yang mau hidup bebas dari bajak membajak software ... (aduh saya sendiri masihi bajak, jadi musti belajar juga.. hehehe)



    Yah, begitulah ide-ide yang terbersit, yang pasti mari kita doakan bersama-sama agar kehendak Tuhan terjadi dalam hidup kita.. God Bless U All!


    Toto

    notes : semua website di atas fiktif (belum cek sih, hehehe)... tapi kira-kira nangkep idenya kan? buat yang hatinya tergerak dengan ide-ide diatas bisa discuss dengan saya.... email aja ke okit_kugoto@yahoo.com

    GBU!
  • Mengasihi karena dikasihi

    "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."


    Tanggal 30 September dan 1 Oktober 2003 telah terjadi perjumpaan kasih antara Jemaat GKI Kayu Putih dengan Jemaat-Jemaat dari Gereja Protestan Maluku (GPM) di Desa Masohi dan sekitarnya di pulau Seram. Artinya kita tidak ramai-ramai berangkat ke sana tapi hanya melalui tiga orang yang diutus oleh Majelis Jemaat untuk ikut serta dalam rombongan "Satu Dalam Kasih" dari Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Sebuah perjumpaan yang menyatu dalam rasa haru dan sendu tapi juga bisa saling menghibur dan saling menguatkan dalam iman di tengah kehancuran segala-galanya yang masih menjadi bagian hidup nyata dan yang harus terus dijalani. Ada banyak anggota Jemaat bersama dengan pendeta-pendetanya yang masih hidup dalam pengungsian dengan perlengkapan hidup seadanya.
    Ketika kita mendapat kesempatan untuk berbagi kasih dengan mereka saat ini, itu bukan karena kita merasa lebih atau memiliki lebih, tetapi beralaskan kasih yang menyatu di dalam kasih Tuhan kita, Yesus Kristus. Ia yang pertama-tama lebih dahulu telah mengasihi kita. Kasih yang diberi-Nya kepada kita bukan untuk meminta balasan tapi untuk meminta jawaban: apakah kita menjadi pengikut-pengikut-Nya yang meneruskan dan menyalurkan kasih-Nya itu? Sebab pelayanan kasih bukan menunggu waktu saat musibah terjadi atau saat orang lain dilanda kesusahan. Menjadi umat yang sudah mengalami kasih Tuhan Yesus dalam hidupnya, berarti menjadi umat yang mau berbagi kasih pada segala waktu terhadap sesama.
    Dalam Injil Yohanes 21: 15-17; ketika Yesus bertanya kepada Simon Petrus: "... apakah engkau mengasihi Aku ...?" Ada tiga suruhan yang Yesus berikan kepada Petrus, setelah ia menjawab: "Benar Tuhan, ... aku mengasihi Engkau."
    Dan suruhan Yesus adalah: Berilah makan anak-anak domba-Ku yang kecil (Feed My lambs) Gembalakanlah domba-domba-Ku (Tend My sheep)
    Berilah makan domba-domba-Ku (Feed My sheep)
    Kasih dan pemeliharaan Tuhan adalah kasih yang berkesinambungan. Ia memelihara dan memberi makan domba-domba-Nya sejak kecil sampai besar. Kasih Tuhan terhadap umat-Nya adalah kasih yang secara terus-menerus tanpa ada waktu dan situasi yang membatasinya. Kasih-Nya Agung, Kasih-Nya Besar, tiada yang setaranya (NKB. 17). Mari kita terus mengasihi dan terus belajar untuk mengasihi karena kita adalah orang-orang yang sudah dikasihi-Nya. (Johannes Loing)

    Pengampunan yang Membebaskan

    Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat
    dosa lagi mulai dari sekarang."
    (Yohanes 8: 11 b)

    Bayangkan begini. Anda tenggelam dalam air, dada Anda terasa amat sesak butuh udara. Lalu tiba-tiba ada orang yang mengangkat Anda dari air. Atau, bayangkan Anda tengah menanggung beban begitu berat. Anda berjalan tertatih. Lelah. Letih. Lalu tiba-tiba ada orang yang datang memeluk Anda. Menolong Anda lepas dari beban itu. Bagaimana rasanya? Tentunya plong. Lega.
    Begitu juga kiranya yang dirasakan perempuan yang diceritakan dalam Yohanes 7:53-8:11. la ketahuan telah berzinah. Dan hukum yang berlaku ketika itu, jelas: dilempari dengan batu sampai mati.
    Bayangkan perempuan itu. Sendirian - ya, sendirian!- Ia diseret oleh para tokoh agama bersama orang banyak ke hadapan Tuhan Yesus. Sepanjang perjalanan yang dilalui sudah pasti penuh horor. Ia diteriaki, dihina, dilecehkan, dicaci-maki, direndahkan martabatnya begitu rupa. Bagai seekor anjing geladak. Kematian yang mengerikan dan penuh nista membayang dipelupuk matanya.
    Dan apa yang didapatkan dari Tuhan Yesus? "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi!" Plong. Sejuta beban terangkat sudah. Langkah terasa ringan. Tak ada lagi sesak di dada. Lega. Inilah artinya pengampunan yang membebaskan. Pengampunan Tuhan adalah tema yang sangat menonjol dalam Alkitab. Ingat kisah mengharukan "Si Anak Hilang" (Luk. 15:11-32)? Bagaimana Sang Ayah memeluk si bungsu dengan penuh suka. Ada luapan cinta di sana. Segala dosa dan "kekotoran" si anak hilang itu tidak diingatnya lagi. "Anakku yang hilang telah kembali," katanya. Cinta Sang Ayah dalam kisah tersebut adalah cinta Tuhan. Sambutan Sang Ayah adalah sambutan Tuhan. Pelukan Sang Ayah adalah pelukan Tuhan. Dan si anak hilang itu adalah para pendosa-kita semua- yang datang kepada-Nya.
    Atau kisah tentang Zakheus (Luk. 19:1-10). Ia adalah seorang pemungut cukai. Orang banyak membencinya setengah mati, menghindarinya, dan menganggapnya sebagai pendosa kelas kakap. Tetapi kepadanya Tuhan Yesus justru berkata, "Zakheus, Aku akan menumpang di rumahmu." Menumpangnya Tuhan Yesus di rumah Zakheus bukan sekadar menumpang. Itu adalah tanda penerimaan dan pengampunan. Ya, manusia bisa saja menolak, menista, atau bahkan menghukum. Tetapi bagi Tuhan selalu ada penerimaan dan pengampunan serta pemulihan.
    Seperti kepada Zakheus, seperti itulah sikap Tuhan kepada para pendosa, kepada kita semua.

    (Ayub Yahya) sahabatsurgawi.net