Thursday, January 26, 2006

Mengasihi karena dikasihi

"Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."


Tanggal 30 September dan 1 Oktober 2003 telah terjadi perjumpaan kasih antara Jemaat GKI Kayu Putih dengan Jemaat-Jemaat dari Gereja Protestan Maluku (GPM) di Desa Masohi dan sekitarnya di pulau Seram. Artinya kita tidak ramai-ramai berangkat ke sana tapi hanya melalui tiga orang yang diutus oleh Majelis Jemaat untuk ikut serta dalam rombongan "Satu Dalam Kasih" dari Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Sebuah perjumpaan yang menyatu dalam rasa haru dan sendu tapi juga bisa saling menghibur dan saling menguatkan dalam iman di tengah kehancuran segala-galanya yang masih menjadi bagian hidup nyata dan yang harus terus dijalani. Ada banyak anggota Jemaat bersama dengan pendeta-pendetanya yang masih hidup dalam pengungsian dengan perlengkapan hidup seadanya.
Ketika kita mendapat kesempatan untuk berbagi kasih dengan mereka saat ini, itu bukan karena kita merasa lebih atau memiliki lebih, tetapi beralaskan kasih yang menyatu di dalam kasih Tuhan kita, Yesus Kristus. Ia yang pertama-tama lebih dahulu telah mengasihi kita. Kasih yang diberi-Nya kepada kita bukan untuk meminta balasan tapi untuk meminta jawaban: apakah kita menjadi pengikut-pengikut-Nya yang meneruskan dan menyalurkan kasih-Nya itu? Sebab pelayanan kasih bukan menunggu waktu saat musibah terjadi atau saat orang lain dilanda kesusahan. Menjadi umat yang sudah mengalami kasih Tuhan Yesus dalam hidupnya, berarti menjadi umat yang mau berbagi kasih pada segala waktu terhadap sesama.
Dalam Injil Yohanes 21: 15-17; ketika Yesus bertanya kepada Simon Petrus: "... apakah engkau mengasihi Aku ...?" Ada tiga suruhan yang Yesus berikan kepada Petrus, setelah ia menjawab: "Benar Tuhan, ... aku mengasihi Engkau."
Dan suruhan Yesus adalah: Berilah makan anak-anak domba-Ku yang kecil (Feed My lambs) Gembalakanlah domba-domba-Ku (Tend My sheep)
Berilah makan domba-domba-Ku (Feed My sheep)
Kasih dan pemeliharaan Tuhan adalah kasih yang berkesinambungan. Ia memelihara dan memberi makan domba-domba-Nya sejak kecil sampai besar. Kasih Tuhan terhadap umat-Nya adalah kasih yang secara terus-menerus tanpa ada waktu dan situasi yang membatasinya. Kasih-Nya Agung, Kasih-Nya Besar, tiada yang setaranya (NKB. 17). Mari kita terus mengasihi dan terus belajar untuk mengasihi karena kita adalah orang-orang yang sudah dikasihi-Nya. (Johannes Loing)

No comments: